LPM Dentim Gelar Lomba Gender Wayang Pelajar, Tutup Bulan Bakti 2025

1 day ago 7
ARTICLE AD BOX
Ketua DPC LPM Denpasar Timur, I Putu Yogi Pramana alias Jro Yogi, mengatakan bahwa lomba seni tradisional ini merupakan bentuk apresiasi terhadap budaya Bali sekaligus upaya pelestarian di kalangan generasi muda.

“Di tengah kemajuan zaman, sangat jarang anak-anak memahami apa itu gender wayang. Melalui lomba ini, kami ingin menumbuhkan minat sekaligus melestarikan budaya Bali sejak dini,” ujarnya.

Lomba gender wayang berpasangan ini diikuti oleh sembilan pasangan peserta dari jenjang SD dan SMP, dengan batas usia maksimal 15 tahun. Format lomba bersifat terbuka, sehingga peserta boleh terdiri dari pasangan laki-laki, perempuan, atau campuran. Setiap pasangan diberi durasi 9 menit untuk menampilkan kebolehannya di atas panggung.

Selain lomba seni, di pagi hari LPM juga menggelar aksi bersih-bersih sungai di kawasan Denpasar Timur sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Camat Denpasar Timur beserta jajaran lurah dan perbekel se-Kecamatan Denpasar Timur.

Kepala SMP Widya Sakti, Drs. I Wayan Nendra, S.Pd., mengaku bangga sekolahnya ditunjuk sebagai lokasi lomba. Ia mengapresiasi LPM karena telah memberi ruang bagi pelajar untuk mengekspresikan diri melalui seni budaya.

“Ini kehormatan bagi kami. Saya berharap lomba seperti ini bisa terus dikembangkan, bahkan tidak hanya sebatas seni, tetapi juga olahraga tradisional. Sekarang anak-anak sudah jarang mengenal permainan tradisional Bali,” ungkapnya.

Menurut Wayan Nendra, kegiatan bulan bakti seharusnya tidak hanya terbatas pada desa atau kelurahan, tetapi juga perlu menyasar dunia pendidikan agar generasi muda lebih aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Penutupan lomba dilakukan langsung oleh Camat Denpasar Timur Ketut Sri Karyawati pada Minggu sore, menandai berakhirnya rangkaian Bulan Bakti LPM yang sebelumnya dibuka di pagi hari saat kegiatan bersih-bersih sungai. 

Menjelang Bulan Bung Karno dan Pesta Kesenian Bali, Jro Yogi menyebut pihaknya akan terus berinovasi agar lomba-lomba di masa mendatang lebih bervariasi dan tidak monoton.

“Astungkara, tahun depan kami akan kembangkan lagi. Lomba berbasis budaya harus terus hidup dan berkembang sesuai zaman,” pungkasnya. *m03

Read Entire Article