Warga Keluhkan Suara Bising PLTGU Pemaron

3 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Forkom Link Buleleng yang hampir seluruhnya adalah warga Desa Pemaron merasa terganggu dengan polusi suara yang dialami sejak Januari 2025 lalu.

Keluhan warga itu sudah disampaikan melalui audiensi ke Bupati Buleleng, Kamis (8/5). Mereka diterima Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Buleleng I Gede Arya Suardana. Ketua Adhoc Forkom Link Buleleng Nyoman Tirtawan menyebut tidak hanya suara bising yang sangat mengganggu. Tetapi juga getaran-getaran seperti gempa juga dirasakan warga radius 6 kilometer.

“Kami mendesak agar kegiatan di PLTGU Pemaron dihentikan, karena tingkat kebisingannya sudah melewati ambang batas yang ditetapkan di UU Lingkungan,” tegas mantan Anggota DPRD Bali ini.

Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Pemaron Putu Mertayasa dihubungi via telepon Jumat (9/5) kemarin menerangkan, PLTGU Pemaron kembali beroperasi sejak Januari 2025. Sebelum beroperasi PLN disebutnya sudah sempat melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Mertayasa menyebut PLN menerangkan saat itu, pengoperasian PLTGU Pemaron dilakukan karena dalam situasi urgent, membackup pasokan Listrik Bali.

Satpol PP Buleleng datangi PLTGU Pemaron menindaklanjuti keluhan warga atas kebisingan yang dialami, Jumat (9/5). –LILIK 

“Dari sosialisasi itu pihak PLN mengatakan situasinya sangat urgen untuk pasokan listrik di Bali, karena yang di Celukan Bawang sedang pemeliharaan jadi yang di sini dihidupkan. PLN juga menginformasikan akan ada mesin PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang sedang dikerjakan. Sampai kemarin belum selesai, termasuk dinding peredam, belum selesai, sehingga sangat mengganggu,” terang Mertayasa.

Gangguan kebisingan dan getaran dari beroperasinya PLTGU Pemaron kembali dibicarakan Pemerintah Desa (Pemdes) Pemaron yang menyampaikan keluhan warganya. Akhirnya sejak tiga hari terakhir, PLN menyetujui, operasional PLTGU Pemaron off saat malam. Sehingga warganya bisa beristirahat dengan nyaman.

“Awalnya beroperasi satu hari full, kemarin Pemdes beri masukan agar pada malam hari bisa off, agar warga bisa menikmati waktu istirahat. Akhirnya dipenuhi jam delapan malam sudah off. Kami juga memberi edukasi warga untuk maklum karena ini kan menyangkut Bali, PLN juga komitmen segera memperbaiki kondisi yang masih mengganggu warga,” imbuh Mertayasa.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Buleleng I Gede Arya Suardana pasca menerima audiensi dari Forkom Link Buleleng, langsung mengunjungi PT Indonesia Power sebagai penanggungjawab PLTGU Pemaron, Jumat (9/5). Satpol PP pun sudah mengagendakan mediasi melibatkan PLN, PT Indonesia Power, tokoh masyarakat dan warga terdampak pada Rabu (14/5) mendatang.

“Keterangan penanggung jawab tadi, kebijakan dioperasikannya PLTGU Pemaron ini, untuk membackup pasokan listrik di Buleleng. Dari data tes kebisingan memang ada di atas ambang batas, jadi masih perlu dilakukan penyesuaian dan solusi untuk mengontrol ambang batas itu,” terang Arya Suardana.

Namun penanggung jawab PLTGU Pemaron sejauh ini sudah melakukan sejumlah hal untuk menindaklanjuti keluhan warga sekitar. Seperti mengatur waktu nyala mesin yang diusahakan sudah mati pada pukul 20.00 Wita. Selain itu juga sedang dibangun tembok pembatas yang semula 7 meter menjadi 9 meter.7 k23
Read Entire Article