ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Warga yang bermukim di lingkungan Perumahan Ungasan Permai tepatnya di Jalan Merak, Desa Ungasan, Kuta Selatan, mengeluhkan matinya pasokan air dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama selama lima hari terakhir. Kondisi ini memaksa mereka harus mencari alternatif demi memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Bahkan, untuk mendapatkan air bersih warga harus rela antre.
Seperi pada Kamis (15/5) pagi, warga terlihat mengantre untuk mendapatkan suplai air dari mobil tangki milik Perumda Air Minum Tirta Mangutama di Fasilatas Umum Bukit Ungasan Permai. Dengan membawa galon atau jerigen, warga rela berbaris sejak pagi hari demi mendapatkan jatah air bersih yang terbatas. Sejumlah warga mengaku kesulitan menjalani aktivitas rumah tangga, mulai dari mandi, mencuci, hingga memasak.
Salah seorang warga, Saputra, 28, mengaku telah mengalami kesulitan air bersih sejak aliran air mati lima hari lalu. Dia terpaksa mengandalkan air hujan yang ditampung sebagai alternatif, meski tetap harus membeli air galon isi ulang ketika stok tak mencukupi.
“Iya sudah air sudah mati, ada hampir lima hari, kadang sampai beli air galon isi ulang kalau air gak cukup,” keluh Saputra saat ditemui di lokasi pada Kamis pagi.
Senada dengan Saputra, warga lainnya yang enggan disebutkan namanya juga mengaku kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Syukurnya ada distribusi air dari truk tangki milik Perumda Air Minum Tirta Mangutama. Meski begitu, dia menyebut kebutuhan air dalam sehari tidak cukup hanya dengan dua galon. “Dua galon aja gak cukup, nanti saya balik lagi ke sini untuk ambil air lagi,” ujar wanita itu sambil mengantri air galon.
Menanggapi hal ini, Ketua LPM Desa Ungasan I Made Nuada Arsana, tak memungkiri adanya gangguan distribusi air bersih di wilayah tersebut. Nuada menduga gangguan itu berkaitan dengan proyek lanjutan pembangunan trotoar di sepanjang Jalan Pura Batu Pageh hingga pusat Desa Ungasan. “Bahkan di Kantor Desa Ungasan pernah air mati hingga dua minggu. Mungkin karena ada proyek itu,” ungkapnya.
Nuada juga menjelaskan bahwa laporan terkait gangguan pasokan air tidak selalu masuk melalui LPM, karena sebagian warga bisa langsung mengadukannya ke Kelian Banjar atau pihak Perumda Air Minum Tirta Mangutama.
Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Mangutama I Made Suarsa, mengatakan krisis air bersih yang melanda sejumlah wilayah di Desa Ungasan dalam beberapa hari terakhir dipastikan akibat proyek infrastruktur yang tengah dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung. Menurutnya, gangguan distribusi air terjadi karena adanya proyek pemasangan box culvert di depan Kantor Desa Ungasan. Pekerjaan tersebut mengharuskan Perumda Air Minum Tirta Mangutama menutup sistem distribusi sementara, sehingga pasokan air ke pelanggan terhenti, terutama pada siang hari.
“Matinya pasokan air karena ada proyek pemasangan box culvert di depan Kantor Desa Ungasan oleh Dinas PUPR Badung. Pada saat pemasangan itu otomatis sistem kami harus tutup. Saat pengerjaan siang, sistem kami tutup otomatis air tidak ada. Begitu malam, air belum mengalir karena sistem belum kembali normal,” jelas Suarsa.
Akibat penutupan sistem tersebut, sejumlah kawasan terdampak parah, di antaranya di antaranya Jalan Raya Ungasan Batu Pageh, Perumahan Bali Kencana Resort I, II, dan III, Perumahan Ungasan Permai, Banjar Kelod Ungasan, Jalan Goa Gong, Jalan Merak, dan sekitarnya. Kawasan-kawasan dengan topografi lebih tinggi disebut mengalami dampak paling berat, karena suplai air sulit mencapai titik-titik tersebut.
“Kita tidak bisa melakukan aliran normal karena daerah-daerah yang tinggi itu pasti lama terdampak,” tambah Suarsa. 7 ol3