Wellness dan Kecantikan Pilar Pariwisata Bali

4 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Setelah gelaran Beautiverse pada awal Mei lalu, Bali kembali menjadi venue event wellness (kesehatan) dan kecantikan dunia. Kali ini Bali Wellness and Beauty (BWB) Expo 2025 akan digelar pada 27–29 Juni 2025 di The Meru Sanur.

Dengan tema ‘Grow-well in Bali: Where Wellness Becomes Beauty’, pameran internasional perdana ini menargetkan lebih dari 3.000 pengunjung selama tiga hari, menggabungkan kesehatan holistik, kecantikan, dan pariwisata berkelanjutan.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini menegaskan bahwa BWB Expo 2025 selaras dengan visi pemerintah untuk mengembangkan wisata kesehatan sebagai pilar utama pariwisata Bali pasca-Covid-19.

Indah menjelaskan bahwa pengembangan wisata kesehatan di Bali dimulai dari kesadaran pasca-pandemi bahwa kesehatan adalah modal utama pariwisata. Menurutnya, Bali memiliki keunggulan kompetitif dengan kekayaan budaya, kearifan lokal, dan keindahan alam yang mendukung wisata kesehatan, khususnya wellness tourism.

“Bali memiliki budaya unik, local genius, pemandangan alam yang indah, dan vibrasi spiritual. Ditambah keramahan masyarakat Bali, ini menjadi daya tarik utama,” ujar Indah.

Ia pun menyoroti aktivitas seperti yoga, meditasi, pijat tradisional Bali (meapun), spa, dan terapi herbal seperti jamu sebagai bagian dari pengalaman wisata kesehatan yang diminati wisman.

Untuk mendukung pengembangan wisata kesehatan, Indah Yustikarini menegaskan bahwa Bali telah memiliki landasan hukum yang kuat melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Ia juga menyebutkan keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesehatan Tradisional di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Bali, yang tidak dimiliki semua provinsi di Indonesia. Selain itu, infrastruktur kesehatan di Bali terus diperkuat.

Ida Ayu menyoroti kehadiran Bali International Hospital sebagai bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, yang menawarkan layanan kesehatan bertaraf internasional, serta pengembangan estetik surgery di Rumah Sakit Prof IGNG Ngoerah.

“Kami ingin menarik wisatawan asing sekaligus mencegah masyarakat Indonesia pergi ke luar negeri untuk perawatan kesehatan, seperti ke Singapura atau Penang. Lebih baik mereka datang ke Bali,” tegasnya.

Meski memiliki potensi besar, Indah Yustikarini mengakui Bali harus bersaing dengan destinasi wisata kesehatan mapan seperti Singapura, Thailand, dan Korea.

Strategi pemasaran juga menjadi fokus utama. Indah menyatakan bahwa Dinas Pariwisata Bali akan mengintegrasikan program kesehatan tradisional ke dalam layanan wellness modern, meningkatkan investasi infrastruktur, dan memperkuat branding Bali sebagai destinasi wisata kesehatan.

“Branding Bali tidak lagi hanya soal budaya dan sejarah sejak 1920-an. Kini, kami mempromosikan Bali sebagai tujuan wellness untuk body, mind, and soul,” katanya.

Co-Founder dan Direktur BWB Expo 2025,  Diah Permana Tirtawati didampingi Managing Director PT Melali MICE, Ketut Jaman, menegaskan bahwa expo ini bukan sekadar pameran dagang.

“BWB Expo 2025 dirancang untuk memperkuat posisi Bali sebagai pusat kolaborasi industri wellness dan kecantikan di Asia. Kami mengedepankan pendekatan menyeluruh yang mencakup lima pilar pariwisata: medical tourism, health tourism, wellness tourism, eco-tourism, dan cultural tourism,” ujar  alumnus doktor Pariwisata Universitas Udayana yang juga menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT Melali MICE.

Indah berharap BWB Expo menjadi agenda tahunan dan masuk dalam Calendar of Event Bali.

Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Bali, serta mitra strategis seperti Bali Spa and Wellness Association dan Bali Tourism Board, BWB Expo 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam menjadikan Bali sebagai destinasi wisata kesehatan global. 7mao
Read Entire Article