Ditugasi Sukseskan PWA, ASITA Bali Akan Perkuat Bandara dan Pelabuhan

1 week ago 6
ARTICLE AD BOX
Asosiasi yang menaungi usaha perjalanan ini resmi diberikan mandat oleh Gubernur Bali dalam Rakor Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan Bali 2025-2030 yang digelar di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (11/4/2025).

Kata Koster, tim ini dibentuk lantaran pelaksanaan Perda Nomor 6 Tahun 2023 tentang PWA untuk Pelindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali belum optimal. Di tahun pertama penerapannya, 14 Februari-Desember 2024, baru 32 wisatawan asing (wisman) yang membayar pungutan.

Jumlah secara nominal PWA yang terkumpul hanya Rp 318,2 miliar. Jauh dari jumlah yang idealnya Rp 900 miliar lebih jika melihat kunjungan wisman sejumlah 6,3 juta selama 2024. 

“Perdanya sedang diubah di DPRD dan nanti akan ada kerja sama dengan pihak ketiga sehingga PWA ini jadi lebih optimal. Kalau ini bisa dilakukan, saya kira, fiskal kita akan lebih kuat dan bisa membantu kabupaten/kota lebih maksimal untuk infrastruktur dan destinasi pariwisatanya,” tegas Gubernur Koster.

Ketua ASITA Bali I Putu Winastra SAB MAP menilai bahwa ASITA memiliki tugas pokok dan fungsi yang luas. ASITA berperan mendatangkan wisatawan asing sampai membawa mereka pulang ke negaranya masing-masing. Hal ini, kata Winastra, menjadi alasan Gubernur menempatkan ASITA sebagai koordinator tim.

“Soal target setelah ini, saya belum berani berbicara. Yang jelas kita harus berbicara jauh lebih baik,” ungkap Winastra ketika ditanya ancar-ancar target capaian PWA pasca tim yang dikoordinirnya beroperasional.

Untuk mencapai capaian PWA yang lebih baik dari 32 persen di tahun 2024 lalu, Winastra selaku Koordinator Tim Pemantauan dan Pelaksanaan PWA telah mengancar-ancar langkah strategis. Langkah strategis ini difokuskan pada pintu masuk Bali seperti bandara dan pelabuhan.

Untuk itu, Winastra mengaku bakal memperkuat koordinasi dengan PT Angkasa Pura I dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Sebab, dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini yang berwenang atas pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan di Pulau Dewata.

Dalam upaya semakin memperkuat pintu masuk Bali dari aspek PWA ini, tim yang dikoordiniri pendiri Karang Bali Asli (KBA) Tur ini juga bakal menggandeng Imigrasi dan perusahaan maskapai yang beroperasi dari dan ke Bali. Sebab, pintu masuk Bali adalah kunci kesuksesan PWA.

“Karena bagaimanapun juga, mereka (wisman) ending-nya akan berangkat dari bandara, sehingga perlu disosialisasikan (Imigrasi dan maskapai),” tegas Winastra.

Di luar pintu masuk, wisman yang lolos dari proses pengetatan di pintu masuk Bali sebelumnya akan dikejar sampai ke destinasi. Oleh karena itu, papan informasi (signage) tentang PWA pada objek atau daya tarik wisata di Bali bakal diperbanyak.

“Kami akan perbanyak signage di beberapa tempat yang menjadi point of view dari wisatawan. Jadi selain di bandara, objek-objek pariwisata juga akan kami isi signage yang mengingatkan wisman membayar PWA,” beber Winastra.

Winastra menegaskan tim yang juga diisi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali, Dinas Pariwisata Bali, dan instansi terkait ini bakal bergerak cepat begitu ditugaskan Gubernur Koster. *rat
Read Entire Article