ARTICLE AD BOX
Jakarta, Gizmologi – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memunculkan kekhawatiran soal kenaikan harga produk elektronik, termasuk iPhone. Para analis masih terus menghitung dampak potensial dari tarif impor yang dikenakan terhadap barang-barang buatan Tiongkok. Salah satu yang paling disorot adalah kemungkinan kenaikan harga pada lini iPhone 16, terutama model Pro dan Pro Max.
Menurut laporan terbaru dari UBS dan yang kami kutip dari Apple Insider, harga bill of materials (BOM) atau biaya pembuatan iPhone 16 Pro dengan kapasitas 256GB bisa naik hingga $300 jika tarif tetap dikenakan. Ini menunjukkan seberapa besar beban tambahan yang mungkin harus ditanggung Apple—dan pada akhirnya, konsumen. Jika Apple memutuskan untuk meneruskan beban tersebut ke konsumen, maka harga jual perangkat bisa melonjak drastis.
Skenario terburuknya adalah iPhone buatan Tiongkok, termasuk varian tertinggi seperti iPhone 16 Pro Max 1TB, akan mengalami kenaikan harga hingga 29%. Dari harga awal $1.600, perangkat ini bisa dijual seharga $2.062. Sementara prediksi sebelumnya bahkan menyebutkan angka yang lebih tinggi, mencapai $2.300. Semua ini sangat bergantung pada kebijakan tarif yang diterapkan, dan apakah Apple akan menyerap biaya tambahan atau membebankannya ke pembeli.
Baca Juga: Penundaan Pre-Order Switch 2 di AS, Nintendo Masih Evaluasi Dampak Tarif
Perbedaan Negara Produksi, Tarif Berbeda

Menariknya, lokasi produksi menjadi faktor kunci dalam menentukan besarnya tarif. Selain di Tiongkok, Apple juga memproduksi iPhone di India dan Vietnam. Jika iPhone diproduksi di India, misalnya, tarif impor ke AS diperkirakan berada di angka 26%. Namun karena tarif ini dikenakan pada harga dasar (bukan harga ritel), dampak akhirnya ke konsumen hanya sekitar 12%. Contohnya, iPhone 16 Pro 128GB yang tadinya dijual $1.000 bisa naik jadi $1.120.
Vietnam juga masuk dalam daftar negara produsen untuk beberapa perangkat Apple, seperti Apple Watch Ultra 2. Tarif impor dari Vietnam mencapai 46%, yang berpotensi menaikkan harga retail produk dari $800 menjadi $950—sekitar 19% kenaikannya. Angka-angka ini menunjukkan bahwa ketergantungan Apple pada negara tertentu dalam rantai produksinya sangat memengaruhi harga akhir produk.
Apple kini menghadapi dua pilihan: meneruskan biaya tambahan akibat tarif ke konsumen, atau menanggungnya sendiri dan mengorbankan margin keuntungan. Pada masa pemerintahan Trump sebelumnya, Apple sempat memilih menyerap sebagian biaya saat tarif 10% dikenakan. Tapi dengan angka tarif yang sekarang jauh lebih besar—54% untuk Tiongkok, dan ancaman hingga 104%, sehingga strategi tersebut mungkin tidak lagi bisa dipertahankan.
Dampak Kenaikan Ini untuk Indonesia

Setelah melihat semua kebijakan dan lpaoran yang sudah simpang siur, pastinya harga iPhone di Indonesia juga akan mendapatkan dampaknya tersendiri. Kemudian, kita juga mengetahui bahwa memang Apple iPhone merupakan produk asli Amerika Serikat, tetapi perakitan yang dilakukan dari Tiongkok. Maka dari itu, sudah ada banyak penggemar Apple yang berbondong-bondong membeli produk Apple sebelum penetapan tarif impor dilakukan dan pada akhirnya harga iPhone naik tajam.
Untuk para pengguna di Indonesia, semua produk Apple yang diterima merupakan produk yang dirakit di Tiongkok, dan ini seharusnya menjadi salah satu hal yang cukup melegakan. Mengapa? Karena tarif impor yang diberlakukan AS tidak begitu berpengaruh, dan harga iPhone seharusnya tidak begitu naik tajam. Ya, mungkin ada kenaikan, tetapi tidak begitu para.
Hanya saja, untuk sekarang belum ada penetapan yang resmi dari AS, dan juga Tiongkok. Bahkan, untuk di Indonesia sendiri belum ada pernyataan resmi dan panduan yang resmi terkait peningkatan tarif. Salah satu hal yang bisa dilakukan Apple agar tidak begitu terkena dampak yang signifikan dari peningkatan tarif ini adalah mereka bisa memanfaatkan perangkat-perangkat yang bersumber dari India, karena tarif impor yang ditetapkan tidak setinggi dari Tiongkok, dan banyak yang mengatakan juga bahwa itu adalah salah satu cara yang tepat untuk Apple agar bisa terus melakukan impor ke banyak negara.
Bukan Hanya iPhone, Produk Lain Juga Terdampak
Tarif impor ini bukan hanya berdampak pada iPhone. Menurut laporan UBS, perangkat lain yang berperan penting dalam strategi Apple juga ikut terdampak. Server AI yang dibuat di Taiwan, misalnya, akan mengalami kenaikan harga hingga 27%. Meskipun konsumen tidak membeli server ini secara langsung, perangkat tersebut krusial untuk pengembangan fitur AI di produk-produk Apple seperti iPhone, Mac, dan layanan cloud.
Kenaikan biaya produksi pada perangkat pendukung ini bisa berimbas pada lambatnya adopsi fitur-fitur berbasis AI di masa depan, atau bahkan membuat Apple harus meninjau ulang rencana ekspansi teknologinya. Semua ini menunjukkan bahwa kebijakan dagang global tidak hanya berdampak pada harga perangkat yang kita beli, tapi juga pada arah inovasi teknologi ke depan.
Pada akhirnya, konsumen tetap berada di garis depan dari dampak tarif impor ini. Jika Apple memutuskan untuk membebankan seluruh kenaikan biaya kepada pengguna, maka kita semua bisa melihat lonjakan harga signifikan pada produk-produk terbaru Apple. Bagi yang berencana upgrade ke iPhone 16, ada baiknya mulai mempertimbangkan waktu dan strategi pembelian dengan lebih cermat.
Artikel berjudul Harga iPhone Bisa Naik Tajam Gara-Gara Tarif Impor, Apa Dampaknya Kepada Konsumen? yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id