ARTICLE AD BOX
"Saya akan berbicara dengan Pak Bupati (Badung) nanti dari dua sisi niskala dan sekala," ujar Gubernur Koster di Rumah Jabatan Gubernur Bali Jayasabha, Denpasar, Minggu (6/4) sore. Secara niskala, kata Gubernur Koster, perlu ditelusuri apakah jembatan tertinggi di Asia Tenggara itu telah diupacarai (dipelaspas). Gubernur menambahkan, di bawah jembatan merupakan sungai (tukad) yang ditumbuhi pepohonan besar. Sewaktu melakukan pembangunan pastinya banyak pepohonan yang ditebang yang mungkin saja ditinggal mahkluk tak kasat mata.
"Apa sebaiknya di sana dibuatkan palinggih, seperti membangun jembatan di Besakih, dari (parkir) Manik Mas ke Pura Dalem Puri. Kita di Bali itu yang harus menjadi perhatian kita semua," kata Gubernur. Sementara itu secara sekala, Gubernur Koster mengatakan perlu dilakukan pembangunan untuk menghalangi orang terjun dari atas jembatan, seperti mempertinggi pagar jembatan. Koster menyebut pemasangan CCTV juga sebagai solusi yang layak dipertimbangkan. "Salah satunya opsi pemasangan CCTV," kata politikus asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Ditanya terkait fenomena bunuh diri di Bali, Gubernur Koster menyebut bunuh diri sudah terjadi di Bali sejak dahulu. Menurutnya, akses informasi melalui media sosial membuat kasus bunuh diri saat ini dengan cepat terekspos. "Fenomena belakangan di Bali itu kan lebih banyak karena, menurut saya ya, ekspos media sosial. Kalau hal-hal seperti ini dari dulu bunuh diri juga ada di Bali bukan hal baru sebenarnya, tapi sekarang kan satu hal itu diberitakan secara luas," ujarnya. Gubernur Koster mengatakan kasus bunuh diri dapat dilatarbelakangi oleh banyak hal, bukan hanya himpitan ekonomi. "Kalau masalah ekonomi orang berduit ada juga yang bunuh diri," ucapnya.
Untuk diketahui angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali merupakan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri yang menerima laporan kasus bunuh diri sepanjang tahun 2023, angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali mencapai 3,07 per 100.000 orang.
Jembatan Tukad Bangkung sendiri setidaknya sudah empat kali menjadi tempat kasus bunuh diri sejak jembatan itu diresmikan tahun 2006 silam. Dua di antaranya terjadi dalam sebulan terakhir. Perempuan asal Buleleng berinisial KMS nekat mengakhiri hidup secara tragis di Jembatan setinggi 71 meter, pada Kamis (3/4) malam. Sementara, pada 16 Maret 2025, seorang anggota Polri yang bertugas di Bid Propam Polda Bali berinisial Aipda AES,38, juga ditemukan tewas di dasar jembatan.
Guru besar FK Unud Prof Dr dr Cok Bagus Jaya Lesmana SpKJ menyayangkan belum adanya upaya masif yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka kasus bunuh diri di Bali. Dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Bali juga disebut sebagai salah satu daerah dengan prevalensi penyakit kesehatan mental tertinggi di Indonesia. “Upaya yang belum dilakukan adalah menjadikan kesehatan mental sebagai hal yang serius dan prioritas untuk dijaga. Bunuh diri dan kesehatan mental bukan hanya ranah tenaga medis, melainkan juga gerakan bersama untuk mulai melihat diri dan sekitar kita,” ujarnya. 7 adi