Nasi Injin Mentik Jelang Pujawali Nyatur di Pura Dalem Tanggahan Talangjiwa

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX
BANGLI, NusaBali
Peristiwa aneh terjadi di Banjar/Desa Adat Tanggahan Talangjiwa, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Nasi injin (ketan hitam) yang disimpan di Palinggih Penegtegan Pura Dalem setempat mentik (tumbuh). Hal itu diketahui empat hari jelang piodalan di Pura Dalem Tanggahan Talangjiwa. Pujawali Nyatur di Pura Dalem Tanggahan Talangjiwa jatuh pada Anggara Kliwon (Anggara Kasih) Julungwangi, Selasa (8/4). 

Bendesa Adat Tanggahan Talangjiwa I Wayan Sukadana mengemukakan mentik-nya nasi injin diketahui saat krama istri ngayah guna persiapan membuat bakti (banten) untuk pujawali. “Nah ketika itulah dilihat nasi injin di Penegtegan mentik,” ujar Wayan Sukadana, Selasa (8/4).

Adalah Sang Ayu Tut Nik, salah seorang serati atau tukang banten, yang pertama kali melihat keanehan tersebut. “Beras hitam atau injin itu mentik. Padahal injin itu sudah berupa nasi,” ucap Wayan Sukadana.

Palinggih Penegtegan di Pura Dalem Tanggahan Talangjiwa di Banjar/Desa Adat Tanggahan Talangjiwa, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, tempat awal nasi injin disimpan. –NATA 

Menurutnya, beras hitam tersebut merupakan sisa dari bahan upakara Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Bangli pada hari Pangerupukan Nyepi pada Sukra Wage Wariga, Jumat (28/3). Untuk diketahui bakti Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Bangli digarap Desa Adat Tanggahan Talangjiwa. Salah satu bahan upakara adalah beras hitam. Bahan itulah di antara yang tersisa dan sudah dimasak jadi nasi. “Sisa nasi injin itu dalam wadah rojeng atau piring aluminium yang kemudian disimpan di Panegtegan,” lanjut Wayan Sukadana.

Bendesa Adat Tanggahan Talangjiwa I Wayan Sukadana. –NATA 

Nah, ketika krama ngayah kembali untuk  mempersiapkan banten itulah diketahui nasi injin itu mentik, seperti bulih (bibit padi). Tingginya sekitar 4 centimeter. “Inilah yang aneh,” ucap Wayan Sukadana.

Sebelumnya tak pernah ada kejadian seperti itu. Karena itu, bendesa dan prajuru nangkil kepada Ida Pedanda Griya Gede Manggis Siladan, Desa Tamanbali, yang merupakan yajamana karya Nyatur di Pura Dalem Tanggahan Talangjiwa.

Ida Pedanda memberi petunjuk, itu sebagai pertanda baik. Oleh Ida Pedanda, nasi injin yang mentik itu agar dilinggihkan nanti di Gedong Dalem, palinggih gedong Pura Dalem setelah usai Upacara Nyatur.

Sementara pada saat berlangsung upacara wali Nyatur, nasi injin itu dilinggihkan di palingih Pengaruman. Sebelum dilinggihkan di Pangaruman dilaksanakan upacara mamendak dari Palinggih Panegtegan.

Wayan Sukadana mengatakan kejadian tersebut benar-benar dirasakan aneh. “Kalau biji injin berupa gabah atau dalam bentuk beras kemungkinan bisa mentik. Namun ini injin sudah jadi nasi dan mentik,” tandasnya. 

Demikian juga tempatnya bukan di tanah, tetapi di palinggih Penegtegan dan dalam wadah berbahan logam yakni rojeng atau piring aluminium.

Sebagaimana petunjuk Ida Pedanda, mentiknya nasi injin itu diharapkan memberi pertanda baik bagi krama Tanggahan Talangjiwa khususnya dan masyarakat luas secara umum. “Semoga kita semua mendapat anugerah keselamatan dan rahayu sareng sami,” kata Wayan Sukadana. 7 k17
Read Entire Article