ARTICLE AD BOX
Lomba digelar di areal Hutan Bambu - Pasar Pelipurlara Desa Wisata Penglipuran. Lomba yang baru pertama kali digelar diikuti 17 pasang anak-anak tingkat SD se-Kabupaten Bangli.
Bendesa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta mengatakan lomba peragaan busana tersebut bertujuan membangkitkan kembali tradisi adat budaya dengan ciri klasiknya tempo dulu. Dikatakan, sebelum penyelenggaraan pihaknya telah berkoordinasi dengan masyarakat, pendidikan, sekolah dasar, dinas, untuk memromosikannya.

Diharapkan, fashion show anak-anak bisa menjadi daya tarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. "Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini kian menambah daya tarik bagi wisatawan apalagi kami memiliki sport baru berupa jembatan sepanjang 90 meter di areal hutan bambu ini,” ujarnya didampingi Ketua Pengelola Desa Wisata Pengelipuran I Wayan Sumiarsa.
Sementara kunjungan wisatawan ke Penglipuran mengalami penurunan beberapa waktu belakangan. "Selama bulan puasa kunjungan perhari sekitar 1.200," kata Wayan Sumiarsa.
Biasanya rata-rata kunjungan wisatawan rata-rata 2.000 wisatawan perhari. "Selain untuk tujuan pelestarian, lomba peragaan busana tempo dulu, juga untuk promosi pariwisata Pengelipuran," tambahnya.
Kadisparbud Bangli I Wayan Sugiarta mengapresiasi Desa Penglipuran membuat kegiatan lomba busana tempo dulu anak-anak sebagai media promosi pariwisata. Kata dia Bali tak terkecuali di Bangli mengedepankan pariwisata berbasis budaya. “Jadi kita selalu berupaya menggali, mengembangkan dan melestarikan daripada budaya kita yang ada, salah satunya dengan mengadakan event kecil semacam fashion show dengan tempat busana adat Bali tempo dulu,"kata Sugiarta.7k17