Tersungkur Lagi di Old Trafford, Ruben Amorim Akui Malu dan Ragukan Masa Depannya di MU

2 days ago 8
ARTICLE AD BOX
Kekalahan ini memperdalam luka bagi Ruben Amorim, pelatih berusia 40 tahun yang baru menangani MU sejak November lalu. Dalam sesi konferensi pers pasca pertandingan, Amorim tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Ia mengaku malu, menyindir mentalitas para pemainnya, hingga mempertanyakan apakah dirinya masih layak memimpin klub sebesar Manchester United.

"Bagaimana seharusnya perasaan manajer Manchester United dalam posisi seperti ini? Malu. Sulit diterima," kata Amorim blak-blakan. "Masalah terbesar kami saat ini adalah sikap seolah-olah semuanya baik-baik saja. Kami kehilangan rasa bahwa kami adalah klub besar, bahwa kekalahan di kandang seharusnya seperti kiamat."

Kekalahan dari West Ham membuat MU terjerembab ke posisi 16 klasemen sementara dengan hanya 39 poin, satu tingkat di bawah tim tamu yang mengoleksi 40 poin. Ini bisa menjadi finis terburuk United sejak mereka terdegradasi ke Divisi Dua pada 1974.

Kemenangan Bersejarah West Ham

West Ham sendiri tampil efektif di Old Trafford dan mencatatkan kemenangan pertama mereka di markas MU dalam 18 tahun terakhir. Gol pembuka dicetak Tomas Soucek pada menit ke-26 setelah memanfaatkan umpan tarik dari Mohammed Kudus di sisi kiri. Gol ini menjadi spesial bagi Soucek yang baru saja dikaruniai anak laki-laki.

"Saya mencetak gol ini untuk anak saya. Kami bermain kompak dan saling bantu, dan hari ini semuanya bekerja," ujar Soucek usai laga.

Gol kedua datang pada menit ke-57 melalui Jarrod Bowen, yang menuntaskan serangan cepat setelah umpan dari Aaron Wan-Bissaka—yang justru membelokkan bola hasil tembakan Kudus. Kesalahan lini tengah MU dan protes Manuel Ugarte yang memilih duduk di lapangan justru memperparah situasi.


Statistik Buruk dan Tekanan Jelang Final

United kini tercatat 12 kali tertinggal 0-1 lebih dulu di Old Trafford musim ini—rekor terburuk klub sepanjang sejarah Premier League. Mereka juga hanya mencetak enam kemenangan liga sejak ditangani Amorim.

Meski Amorim masih memiliki kesempatan menebus musim ini lewat final Liga Europa kontra Tottenham Hotspur pada 21 Mei mendatang di Bilbao—dengan tiket Liga Champions sebagai hadiahnya—ia mengaku hal tersebut bukan fokus utama.

"Saya tidak khawatir soal final. Masalah klub ini lebih dalam dari itu. Saat ini, bermain di Premier League dan Liga Champions terasa seperti mimpi bagi kami," kata Amorim, yang kontraknya berlaku hingga 2027 namun mulai ragu akan kelangsungan tugasnya.

Kapten MU Bruno Fernandes pun tak menampik bahwa kekalahan ini menyakitkan, meski mereka menciptakan 20 peluang dibandingkan sembilan milik West Ham.
"Kami menciptakan banyak peluang tapi gagal mencetak gol. Ini frustrasi," ujar Fernandes. "Kami tak bisa hanya fokus pada final Liga Europa. Setiap poin di Premier League sekarang sangat berarti."

Amorim menutup sesi wawancara dengan peringatan keras. "Kita harus berani berubah musim panas ini. Jika perasaan seperti ini masih ada, maka mungkin sudah waktunya orang lain yang mengambil alih."

Manchester United akan menghadapi Chelsea di pekan berikutnya sebelum terbang ke Bilbao untuk penentuan nasib di Eropa. Namun jika performa tak membaik, final itu bisa menjadi pertaruhan terakhir Ruben Amorim bersama klub yang tengah kehilangan jati diri.

Read Entire Article