Timbulan Sampah di RS Prof Ngoerah Capai 3,8 Ton

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX
Sampah-sampah ini berasal dari para pasien, pengunjung, serta staf/petugas di RSUP Prof Ngoerah. 

"Untuk setiap harinya RSUP Prof Ngoerah timbulan sampah 2.500 kg (2,5 ton) sampai maksimal 4.500 kg (4,5 ton). Bila dihitung rata-rata itu 3.800 kg atau 3,8 ton setiap harinya. Kalau 4,5 ton itu sudah paling maksimal dan jarang juga sampai sebanyak itu timbulannya," beber Asisten Manager Rumah Tangga RSUP Prof Ngoerah, Made Sutrisna saat ditemui di ruangannya, Rabu (9/4). 

Dia menerangkan timbulan sampah itu didominasi oleh sampah plastik baik itu kantong plastik maupun botol-botol plastik. "Perbandingannya itu 60 persen berbanding 40 persen. Untuk sampah anorganik 60 persen sedangkan sampah organik itu 40 persen," tuturnya. Terkait dengan pengelolaan sampah menurutnya, untuk sampah anorganik seperti botol plastik akan diolah kembali untuk didaur ulang, sedangkan sampah organik seperti sisa makanan, daun-daun kering, sayuran dan sejenisnya akan dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). "Untuk yang anorganik kita olah sendiri dengan memilahnya terutama botol plastik itu kami daur ulang," jelas Sutrisna. 

Asisten Manager Rumah Tangga RSUP Ngoerah, Made Sutrisna. –PATRIX 

Selain itu, katanya, saat ini RSUP Ngoerah memanfaatkan sampah organik yakni kulit buah-buahan untuk dijadikan eco enzyme atau cairan penyubur tanaman. "Kita memanfaatkan sampah buah-buahan dari dapur gizi untuk diolah kembali menjadi pupuk cair organik. Itu dimanfaatkan untuk tanaman-tanaman yang ada di RSUP Prof Ngoerah," paparnya. 

Meskipun setiap hari banyak timbulan sampah yang dihasilkan, ia menjelaskan sampai saat ini belum ada keluhan dari petugas kebersihan adanya keterbatasan peralatan atau tong dalam menampung sampah di RSUP Prof Ngoerah. "Karena memang salah satu syarat dasar kita pengelolaan tiap tahun itu diutamakan adalah tong sampah. Itu kan untuk kenyamanan pasien, pengunjung, dan petugas dari rumah sakit," ujarnya. 

Guna mengurangi distribusi sampah ke TPA, terang Sutrisna, pihak rumah sakit akan terus mengembangkan upaya pengolahan sampah secara mandiri baik untuk sampah anorganik seperti kaleng dan kantong plastik maupun sampah organik yang belum dimanfaatkan sebagai bahan pupuk bagi tanaman. "Kemudian sampah organik juga bisa diolah lagi selain eco  enzyme. Semoga kita bisa olah menjadi pupuk kompos sehingga kita bisa kurangi pembuangan sampah ke TPA," pungkas Sutrisna. 7 cr80
Read Entire Article